Perbandingan efektivitas dan keluhan efek samping pada penggunaan Dioktil Sodium Sulfosuksinat (DSS)-Sorbitol dan Klisma Gliserin untuk persiapan pra-operasi di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

  • VALLERIA VALLERIA Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • B. I. SANTOSO Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • JUNIZAF JUNIZAF Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan antara pemakaian DSSSorbitol dengan klisma gliserin untuk persiapan pra-operasi dalam hal efektivitas, kenyamanan dan keluhan (efek samping) yang ditimbulkan keduanya. Rancangan/rumusan data: Uji klinis tersamar tunggal. Bahan dan cara kerja: Penelitian ini dimulai pada tanggal 1 April 2006 selama 6 bulan, dilakukan pada 180 orang pasien yang akan menjalani pembedahan elektif di departemen obstetri dan ginekologi RSCM, dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok yang diberi DSS-Sorbitol (90 orang) dan kelompok yang dilakukan klisma gliserin (90 orang). Pengambilan sampel dilakukan secara random. Setelah perlakuan, pasien ditanyakan keluhannya dan dicatat pada kuesioner kemudian selama operasi berlangsung dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah ada feses yang keluar di meja operasi. Hasil: Pada kelompok gliserin didapatkan 3 pasien (3,3%) keluar feses saat operasi sedangkan pada kelompok DSS-Sorbitol didapatkan 1 pasien (1,1%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Hampir sebagian besar pasien merasa nyaman dengan pemberian DSS-Sorbitol (81 orang) hanya 9 orang yang menyatakan tidak nyaman. Sedangkan pada kelompok gliserin terdapat 30 orang yang merasa tidak nyaman dan perbedaan ini sangat bermakna {p = 0.000; OR = 4.50 (1.99 - 10.18)}. Terdapat 58 pasien (32,2%) yang mengeluh saat dilakukan klisma atau pemberian DSS-Sorbitol dengan 9 orang diantaranya mempunyai keluhan lebih dari satu (8 orang dari kelompok gliserin dan 1 orang dari kelompok DSS-Sorbitol). Dari 58 pasien tersebut, 42 orang di antaranya diberikan gliserin (46,7%) dan sisanya, 16 orang diberikan DSS-Sorbitol (17,8%). Keluhan yang paling banyak adalah mulas, dikeluhkan oleh 40 pasien dari kelompok gliserin dan 10 pasien dari kelompok DSS-Sorbitol. Keluhan yang lain adalah mual (2 dari kelompok DSS-Sorbitol, 1 dari kelompok gliserin), pusing (2 dari kelompok DSS-Sorbitol, 1 dari kelompok gliserin), dan feses tidak keluar (1 dari kelompok DSS-Sorbitol, 3 dari kelompok gliserin) ditemukan pada kedua kelompok sedangkan keluhan kembung (3 orang), feses berdarah (3 orang) dan alat panas (1 orang) hanya ditemukan pada kelompok gliserin. Sebanyak 114 pasien menyatakan bersedia untuk diulangi persiapan pra-operasi pembersihan rektum ini, dengan proporsi lebih banyak yang bersedia dari kelompok DSS-Sorbitol, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna. Dari perhitungan statistik ternyata kesediaan pasien untuk diberikan kembali klisma gliserin atau DSS-Sorbitol sangat dipengaruhi oleh rasa nyaman dan keluhan yang ditimbulkan oleh masingmasing cara. Kesimpulan: Pemakaian klisma gliserin sama efektifnya dengan pemberian DSS-Sorbitol, namun pemberian DSS-Sorbitol lebih nyaman dan menimbulkan keluhan yang lebih sedikit. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-1: 55-62] Kata kunci: DSS-Sorbitol, gliserin, persiapan pra-operasi

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

VALLERIA VALLERIA, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi
B. I. SANTOSO, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi
JUNIZAF JUNIZAF, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi
Published
2016-10-14