Stimulasi ovarium dan hubungannya dengan usia terjadinya menopause

  • E. NINGSIH Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
  • B. AFFANDI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Abstract

Tujuan: Diketahuinya hubungan antara stimulasi ovarium dengan usia terjadinya menopause. Tempat: Poliklinik Ginekologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan Klinik Melati RSAB Harapan Kita, di Jakarta. Rancangan/rumusan data: Analisis potong lintang dengan membandingkan usia terjadinya menopause pada perempuan yang pernah mendapat stimulasi ovarium dengan usia menopause pada perempuan yang tidak pernah mendapat stimulasi ovarium di populasi. Bahan dan cara kerja: Dilakukan wawancara pada pasien yang telah menopause di poliklinik ginekologi RSUPN CM. Untuk kasus data diambil dari pasien yang telah mendapatkan stimulasi ovarium dan dilakukan wawancara. Hasil: Didapatkan 267 subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria penerimaan dan kriteria penolakan. Pada kelompok kasus didapatkan usia rata-rata subjek 51,45 tahun. Rata-rata usia menopause pada kelompok kasus adalah 48,04 tahun dengan 27 subjek (19,42 %) mengalami menopause. Pada kelompok kontrol didapatkan usia rata-rata subjek 54,58 tahun. Rata-rata usia menopause kelompok kontrol 49,12 tahun. Menopause dini pada kelompok kontrol sebanyak 13 subjek (10,16%). Dari uji statistik didapatkan bahwa stimulasi ovarium memiliki hubungan yang bermakna dengan timbulnya menopause (p = 0,034), rasio prevalensi didapatkan RP= 2,13 (95% IK 1,04-4,34). Kesimpulan: Stimulasi ovarium merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan terjadinya menopause dini dengan rasio prevalensi sebesar 2,13 (IK 95% 1,04-4,34). [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 242-9] Kata kunci: usia menopause, menopause dini, stimulasi ovarium, fertilisasi in vitro.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

E. NINGSIH, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Departemen Obstetri dan Ginekologi
B. AFFANDI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Published
2016-10-14